Sagar membeli satu hektare tanah di bulan di dekat Lake of Dreams, salah satu area Bulan yang menonjol.
"Anak saya terlihat seperti bulan bagi saya, jadi saya
memutuskan untuk memberinya sepotong bulan sebagai hadiah," kata Sagar,
mengutip ZeeNews India, Selasa (5/9).
Sagar merupakan Sekjen partai berkuasa di India, BJP, dan
pengusaha properti dari Aonla tehsil di Bareilly, Uttar Pradesh. Ia mengaku
membeli tanah di Bulan melalui Luna Society International, organisasi yang
berbasis di New York, AS yang menjual real estate di luar angkasa.
Luna Society International adalah salah satu dari dua
perusahaan di dunia yang mengklaim menjual tanah di Bulan, perusahaan lainnya
adalah International Lunar Lands Registry. Kedua perusahaan ini memiliki
pelanggan dari seluruh dunia, termasuk India.
Ternyata, Sagar bukan satu-satunya orang India yang membeli
tanah di Bulan. Rupesh Masson, seorang pengusaha dan akademisi dari Jammu dan
Kashmir juga ikut membeli tanah di Bulan.
Ia mengaku membeli tanah di Luna Earths Moon, Tract
55-Parcel 10772 yang dikenal sebagai Lacus Felicitatis (Danau Kebahagiaan).
Masson membeli tanah tersebut dari The Lunar Registry di New York City dan
telah disertifikasi pada 25 Agustus.
Masson membeli dengan harga tanah di Bulan ini di bulan
sekitar U$29,07 (setara Rp412,288) per hektare.
"Gagasan untuk menempati ruang di bulan adalah cerminan
dari pencarian kita untuk melihat apa yang ada di luar sana, yang dengan
sendirinya merupakan cerminan dari pencarian kita akan makna yang lebih dalam
di dalam diri kita sendiri," kata Masson, mengutip Live Mint.
Buat apa?
Ia mengungkapkan alasan membeli tanah di Bulan sebagai
sebuah tanda harapan di masa depan. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai tempat
pelarian psikologis yang hemat biaya bagi manusia dalam menghadapi perubahan
iklim.
Menurutnya pembelian tanah di bulan dapat berfungsi sebagai
kepuasan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki tingkat kesiapan menghadapi
masa depan berbeda.
Dia juga menyebutkan sekitar 675 selebriti dan tiga mantan
presiden Amerika Serikat yang memiliki tanah di luar bumi, seperti di bulan dan
di planet lain.
International Lunar Lands Registry (ILLR) dibuat pada tahun
1999 untuk menyediakan sistem yang terstandardisasi dan disederhanakan untuk
mendaftarkan klaim atas properti di bulan.
Kesuksesan wahana antariksa India, Chandryaan-3, mendarat di
Bulan turut berperan dalam mendorong penjualan tanah di Bulan.
The Lunar Registry di situs web resminya mengungkapkan
volume pemesanan melonjak setelah Chandrayaan-3 berhasil mendarat di kutub
selatan Bulan.
International Lunar Lands Registry (ILLR) bertugas mengelola
dan mengalokasikan properti berada di Bulan, dan mendaftarkan klaim kepemilikan
atas properti di Bulan atas nama individu, organisasi, dan badan usaha di
seluruh dunia.
"Karena volume pesanan yang sangat tinggi setelah pendaratan Chandrayaan-3 yang sukses, kami saat ini mengalami penundaan pemrosesan dan pemenuhan yang lama," kata The Lunar Registry di situs web resminya.
Entitas ini menghadapi penundaan dalam proses penyerahan
dokumen. Pihaknya juga memastikan untuk mempercepat proses tersebut dan meminta
masyarakat untuk bersabar.
Alasan India pergi ke Bulan
Mariel Borowitz, pakar hubungan internasional, mengungkap
implikasi pendaratan India di Bulan beberapa waktu lalu.
Negara-negara tertarik untuk pergi ke bulan karena bulan
dapat menginspirasi orang, menguji batas kemampuan teknis manusia dan
memungkinkan menemukan lebih banyak hal tentang tata surya kita.
Menurut dia Bulan memiliki makna historis dan budaya yang
tampaknya benar-benar beresonansi dengan orang-orang, dan memahami betapa
menakjubkannya pesawat ruang angkasa yang dibuat oleh manusia berkeliaran di
permukaannya.
Bulan juga memberikan kesempatan unik untuk terlibat dalam
kerja sama dan kompetisi internasional dengan cara yang damai, namun sangat
terlihat.
"Fakta bahwa begitu banyak negara, Amerika Serikat,
Rusia, Cina, India, Israel, dan bahkan entitas komersial tertarik untuk
mendarat di Bulan berarti ada banyak peluang untuk menjalin kemitraan
baru," kata Mariel, mengutip Space.
"Kemitraan ini dapat memungkinkan negara-negara untuk
melakukan lebih banyak hal di luar angkasa dengan menggabungkan sumber daya,
dan mendorong kerja sama yang lebih damai di Bumi dengan menghubungkan para
peneliti dan organisasi," lanjutnya.
Ia menambahkan ada beberapa orang yang juga percaya eksplorasi bulan dapat memberikan manfaat ekonomi. Dalam waktu dekat, hal ini dapat mencakup munculnya perusahaan-perusahaan startup yang bekerja di bidang teknologi luar angkasa dan berkontribusi pada misi-misi ini.
"India telah mengalami lonjakan perusahaan rintisan
luar angkasa baru-baru ini. Pada akhirnya, bulan dapat memberikan manfaat
ekonomi berdasarkan sumber daya alam yang dapat ditemukan di sana, seperti air,
helium-3, dan elemen Bumi yang langka," lanjut dia.
Sumber : CNN Indonesia
No comments:
Post a Comment