Tuesday 5 September 2023

Beli Tanah di Bulan. Ada yang berminat?


Di tengah kesuksesan wahana Chandrayaan-3 mendarat di Bulan, politikus India Om Sagar membuat heboh dunia dengan membelikan tanah untuk anaknya, Namaya Sagar, di Bulan.

Sagar membeli satu hektare tanah di bulan di dekat Lake of Dreams, salah satu area Bulan yang menonjol.

"Anak saya terlihat seperti bulan bagi saya, jadi saya memutuskan untuk memberinya sepotong bulan sebagai hadiah," kata Sagar, mengutip ZeeNews India, Selasa (5/9).

Sagar merupakan Sekjen partai berkuasa di India, BJP, dan pengusaha properti dari Aonla tehsil di Bareilly, Uttar Pradesh. Ia mengaku membeli tanah di Bulan melalui Luna Society International, organisasi yang berbasis di New York, AS yang menjual real estate di luar angkasa.

Luna Society International adalah salah satu dari dua perusahaan di dunia yang mengklaim menjual tanah di Bulan, perusahaan lainnya adalah International Lunar Lands Registry. Kedua perusahaan ini memiliki pelanggan dari seluruh dunia, termasuk India.

Ternyata, Sagar bukan satu-satunya orang India yang membeli tanah di Bulan. Rupesh Masson, seorang pengusaha dan akademisi dari Jammu dan Kashmir juga ikut membeli tanah di Bulan.

Ia mengaku membeli tanah di Luna Earths Moon, Tract 55-Parcel 10772 yang dikenal sebagai Lacus Felicitatis (Danau Kebahagiaan). Masson membeli tanah tersebut dari The Lunar Registry di New York City dan telah disertifikasi pada 25 Agustus.

Masson membeli dengan harga tanah di Bulan ini di bulan sekitar U$29,07 (setara Rp412,288) per hektare.

"Gagasan untuk menempati ruang di bulan adalah cerminan dari pencarian kita untuk melihat apa yang ada di luar sana, yang dengan sendirinya merupakan cerminan dari pencarian kita akan makna yang lebih dalam di dalam diri kita sendiri," kata Masson, mengutip Live Mint.

Buat apa?

Ia mengungkapkan alasan membeli tanah di Bulan sebagai sebuah tanda harapan di masa depan. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai tempat pelarian psikologis yang hemat biaya bagi manusia dalam menghadapi perubahan iklim.

Menurutnya pembelian tanah di bulan dapat berfungsi sebagai kepuasan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki tingkat kesiapan menghadapi masa depan berbeda.

Dia juga menyebutkan sekitar 675 selebriti dan tiga mantan presiden Amerika Serikat yang memiliki tanah di luar bumi, seperti di bulan dan di planet lain.

International Lunar Lands Registry (ILLR) dibuat pada tahun 1999 untuk menyediakan sistem yang terstandardisasi dan disederhanakan untuk mendaftarkan klaim atas properti di bulan.

Kesuksesan wahana antariksa India, Chandryaan-3, mendarat di Bulan turut berperan dalam mendorong penjualan tanah di Bulan.

The Lunar Registry di situs web resminya mengungkapkan volume pemesanan melonjak setelah Chandrayaan-3 berhasil mendarat di kutub selatan Bulan.

International Lunar Lands Registry (ILLR) bertugas mengelola dan mengalokasikan properti berada di Bulan, dan mendaftarkan klaim kepemilikan atas properti di Bulan atas nama individu, organisasi, dan badan usaha di seluruh dunia.

"Karena volume pesanan yang sangat tinggi setelah pendaratan Chandrayaan-3 yang sukses, kami saat ini mengalami penundaan pemrosesan dan pemenuhan yang lama," kata The Lunar Registry di situs web resminya.

Entitas ini menghadapi penundaan dalam proses penyerahan dokumen. Pihaknya juga memastikan untuk mempercepat proses tersebut dan meminta masyarakat untuk bersabar.

Alasan India pergi ke Bulan

Mariel Borowitz, pakar hubungan internasional, mengungkap implikasi pendaratan India di Bulan beberapa waktu lalu.

Negara-negara tertarik untuk pergi ke bulan karena bulan dapat menginspirasi orang, menguji batas kemampuan teknis manusia dan memungkinkan menemukan lebih banyak hal tentang tata surya kita.

Menurut dia Bulan memiliki makna historis dan budaya yang tampaknya benar-benar beresonansi dengan orang-orang, dan memahami betapa menakjubkannya pesawat ruang angkasa yang dibuat oleh manusia berkeliaran di permukaannya.

Bulan juga memberikan kesempatan unik untuk terlibat dalam kerja sama dan kompetisi internasional dengan cara yang damai, namun sangat terlihat.

"Fakta bahwa begitu banyak negara, Amerika Serikat, Rusia, Cina, India, Israel, dan bahkan entitas komersial tertarik untuk mendarat di Bulan berarti ada banyak peluang untuk menjalin kemitraan baru," kata Mariel, mengutip Space.


"Kemitraan ini dapat memungkinkan negara-negara untuk melakukan lebih banyak hal di luar angkasa dengan menggabungkan sumber daya, dan mendorong kerja sama yang lebih damai di Bumi dengan menghubungkan para peneliti dan organisasi," lanjutnya.

Ia menambahkan ada beberapa orang yang juga percaya eksplorasi bulan dapat memberikan manfaat ekonomi. Dalam waktu dekat, hal ini dapat mencakup munculnya perusahaan-perusahaan startup yang bekerja di bidang teknologi luar angkasa dan berkontribusi pada misi-misi ini.

"India telah mengalami lonjakan perusahaan rintisan luar angkasa baru-baru ini. Pada akhirnya, bulan dapat memberikan manfaat ekonomi berdasarkan sumber daya alam yang dapat ditemukan di sana, seperti air, helium-3, dan elemen Bumi yang langka," lanjut dia.


Sumber : CNN Indonesia

No comments:

Post a Comment