Wednesday 5 July 2023

Aplikasi “Threads”, Pukulan Telak Zuckerberg pada Elon Musk

Akhirnya, Twitter punya saingan baru. Namanya, Threads milik Meta. Threads hadir tepat ketika banyak pengguna Twitter kesal karena membatasi cuitan yang bisa dibaca dalam sehari.

“Let’s do this. Welcome to Threads,” tulis Direktur Eksekutif Meta dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dengan emoji api dalam unggahan pertamanya di platform bernama Threads, Rabu (5/7/2023) malam. Zuckerberg memberikan pukulan telak pada Elon Musk dengan meluncurkan platform Threads Instagram yang mirip seperti Twitter milik Musk.

Peluncuran Threads ini dilakukan di saat publik sedang jengkel dengan Twitter yang membatasi jumlah cuitan yang bisa dibaca dalam sehari. Hanya mereka yang berlangganan yang berhak membaca lebih banyak cuitan. Threads yang berbasis teks seperti halnya Twitter itu langsung aktif di sistem operasi Apple dan Android dan akun-akun awal yang sudah aktif ada selebriti Shakira dan Jack Black. Ada juga media-media seperti Vice, Netflix, dan The Hollywood Reporter.

Akun-akun pengguna yang sudah bergabung dengan Threads langsung ramai segera setelah diluncurkan dan mengunggah komentar-komentar yang bernada menyindir dan mengejek Musk dan Twitter-nya. Setelah mengunduh Threads, proses pendaftarannya sangat mudah karena terhubung dengan akun Instagram.

Tak perlu lagi pengisian data sejak awal. Seperti Instagram, di Threads juga bisa diunggah video. Ada tombol untuk menyukai, mengunggah ulang, atau mengutip Threads, dan penghitung yang menunjukkan jumlah “like” dan balasan yang diterima unggahan. Unggahan dibatasi maksimal hingga 500 karakter, melebihi ambang Twitter yang hanya 280 karakter. Dan bisa menyertakan tautan, foto, dan video hingga durasi lima menit. Bedanya, di Threads tidak bisa mengirim pesan langsung atau DM.

“Visi kami adalah Threads akan menjadi aplikasi baru yang lebih fokus pada teks dan dialog, mengikuti apa yang sudah dilakukan Instagram untuk foto dan video,” sebut Meta. Meta menekankan langkah-langkah untuk menjaga keamanan pengguna, termasuk menegakkan pedoman komunitas Instagram dan menyediakan alat untuk mengontrol siapa yang dapat menyebutkan atau membalas pengguna.

Namun, penawaran baru Meta menimbulkan masalah privasi data. Threads bisa mengumpulkan berbagai informasi pribadi, termasuk kesehatan, keuangan, kontak, penelusuran dan riwayat pencarian, data lokasi, pembelian, dan "info sensitif”.

Menunjukkan keinginan untuk melepaskan diri dari reputasi Twitter, Direktur Instagram, Adam Mosseri, mengunggah komentar untuk para pengguna Threads bahwa platform ini dibangun untuk menjadi platform percakapan yang terbuka dan ramah. “Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah bersikap baik,” ujarnya. Di bawah kepemimpinan Musk, moderasi konten Twitter dikurangi seminimal mungkin. Musk membatasi akses ke Twitter dengan alasan untuk menangkal perusahaan kecerdasan buatan yang mengikis Twitter untuk melatih teknologi mereka. Musk juga membuat marah pengguna Twitter yang paling setia dengan menyatakan akses ke produk TweetDeck-nya -yang memungkinkan pengguna untuk melihat aliran tweet yang cepat sekaligus - hanya diperuntukkan pengguna yang membayar.

Threads diluncurkan setelah Zuckerberg dan Musk bersitegang selama berbulan-bulan dan bahkan mengancam akan bertarung satu sama lain dalam pertandingan kandang seni bela diri campuran nyata di Las Vegas. Waktunya tepat bagi Meta untuk mendaratkan pukulan karena pengambilan keputusan Musk yang kacau selama berbulan-bulan sudah mengguncang Twitter.

Musk membeli Twitter seharga 44 miliar dollar AS pada Oktober lalu, tetapi nilainya anjlok karena menghadapi eksodus pengiklan di tengah pemotongan staf dan kontroversi moderasi konten. Sementara, Meta -untuk tahap awal- kemungkinan akan fokus pada pertumbuhan pengguna sebelum menggabungkan iklan di Threads. Untuk membangun Threads, Meta sudah menawarkan para influencer media sosial untuk masuk ke Threads dan meminta mereka mengunggah Threads setidaknya dua kali sehari. 



No comments:

Post a Comment